Archive for Juli, 2010

dongeng

Tujuh Burung Gagak

Brothers Grimm

Dahulu, ada seorang laki-laki yang memiliki tujuh orang anak laki-laki, dan laki-laki tersebut belum memiliki anak perempuan yang lama diidam-idamkannya. Seriiring dengan berjalannya waktu, istrinya akhirnya melahirkan seorang anak perempuan. Laki-laki tersebut sangat gembira, tetapi anak perempuan yang baru lahir itu sangat kecil dan sering sakit-sakitan. Seorang tabib memberitahu laki-laki tersebut agar mengambil air yang ada pada suatu sumur dan memandikan anak perempuannya yang sakit-sakitan dengan air dari sumur itu agar anak tersebut memperoleh berkah dan kesehatan yang baik. Sang ayah lalu menyuruh salah seorang anak laki-lakinya untuk mengambil air dari sumur tersebut. Enam orang anak laki-laki lainnya ingin ikut untuk mengambil air dan masing-masing anak laki-laki itu sangat ingin untuk mendapatkan air tersebut terlebih dahulu karena rasa sayangnya terhadap adik perempuan satu-satunya. Ketika mereka tiba di sumur dan semua berusaha untuk mengisi kendi yang diberikan kepada mereka, kendi tersebut jatuh ke dalam sumur. Ketujuh anak laki-laki tersebut hanya terdiam dan tidak tahu harus melakukan apa untuk mengambil kendi yang jatuh, dan tak satupun dari mereka berani untuk pulang kerumahnya.

Ayahnya yang menunggu di rumah akhirnya hilang kesabarannya dan berkata, “Mereka pasti lupa karena bermain-main, anak nakal!” Karena takut anak perempuannya bertambah sakit, dia lalu berteriak marah, “Saya berharap anak laki-lakiku semua berubah menjadi burung gagak.” Saat kata itu keluar dari mulutnya, dia mendengar kepakan sayap yang terbang di udara, sang Ayah lalu keluar dan melihat tujuh ekor burung gagak hitam terbang menjauh. Sang Ayah menjadi sangat menyesal karena mengeluarkan kata-kata kutukan dan tidak tahu bagaimana membatalkan kutukan itu. Tetapi walaupun kehilangan tujuh orang anak laki-lakinya, sang Ayah dan Ibu masih mendapatkan penghiburan karena kesehatan anak perempuannya berangsur-angsur membaik dan akhirnya anak perempuan tersebut tumbuh menjadi gadis yang cantik.

Gadis itu tidak pernah mengetahui bahwa dia mempunyai tujuh orang kakak laki-laki karena orangtuanya tidak pernah memberitahu dia, sampai suatu hari secara tidak sengaja gadis tersebut mendengar percakapan beberapa orang, “Gadis tersebut memang sangat cantik, tetapi gadis tersebut harus disalahkan karena mengakibatkan nasib buruk pada ketujuh saudaranya.” Gadis tersebut menjadi sangat sedih dan bertanya kepada orangtuanya tentang ketujuh saudaranya. Akhirnya orangtuanya menceritakan semua kejadian yang menimpa ketujuh saudara gadis itu. Sang Gadis menjadi sangat sedih dan bertekad untuk mencari ketujuh saudaranya secara diam-diam. Dia tidak membawa apapun kecuali sebuah cincin kecil milik orangtuanya, sebuah roti untuk menahan lapar dan sedikit air untuk menahan haus.

Gadis tersebut berjalan terus, terus sampai ke ujung dunia. Dia menemui matahari, tetapi matahari terlalu panas, lalu dia kemudian menemui bulan, tetapi bulan terlalu dingin, lalu dia menemui bintang-bintang yang ramah kepadanya. Saat bintang fajar muncul, bintang tersebut memberikan dia sebuah tulang ayam dan berkata, “Kamu harus menggunakan tulang ini sebagai kunci untuk membuka gunung yang terbuat dari gelas, disana kamu akan dapat menemukan saudara-saudaramu.

Gadis tersebut kemudian mengambil tulang tersebut, menyimpannya dengan hati-hati di pakaiannya dan pergi ke arah gunung yang di tunjuk oleh bintang fajar. Ketika dia telah tiba di gunung tersebut, dia baru sadar bahwa tulang untuk membuka kunci gerbang gunung telah hilang. Karena dia berharap untuk menolong ketujuh saudaranya, maka sang Gadis lalu mengambil sebilah pisau, memotong jari kelinkingnya dan meletakkannya di depan pintu gerbang. Pintu tersebut kemudian terbuka dan sang Gadis dapat masuk kedalam, dimana seorang kerdil menemuinya dan bertanya kepadanya, “Anakku, apa yang kamu cari?” “Saya mencari tujuh saudaraku, tujuh burung gagak,” balas sang Gadis. Orang kerdil tersebut lalu berkata, “Tuanku belum pulang ke rumah, jika kamu ingin menemuinya, silahkan masuk dan kamu boleh menunggunya di sini.” Lalu orang kerdil tersebut menyiapkan makan siang pada tujuh piring kecil untuk ketujuh saudara laki-laki sang Gadis yang telah menjadi burung gagak. Karena lapar, sang Gadis mengambil dan memakan sedikit makanan yang ada pada tiap-tiap piring dan minum sedikit dari tiap-tiap gelas kecil yang ada. Tetapi pada gelas yang terakhir, dia menjatuhkan cincin milik orangtuanya yang dibawa bersamanya.

Tiba-tiba dia mendengar kepakan sayap burung di udara, dan saat itu orang kerdil itu berkata, “Sekarang tuanku sudah datang.” Saat ketujuh burung gagak akan mulai makan, mereka menyadari bahwa seseorang telah memakan sedikit makanan dari piring mereka. “Siapa yang telah memakan makananku, dan meminum minumanku?” kata salah satunya. Saat burung gagak yang terakhir minum dari gelasnya, sebuah cincin masuk ke mulutnya dan ketika burung tersebut memperhatikan cincin tersebut, burung gagak tersebut berkata, “Diberkatilah kita, saudara perempuan kita yang tersayang mungkin ada disini, inilah saatnya kita bisa terbebas dari kutukan.” Sang Gadis yang berdiri di belakang pintu mendengar perkataan mereka, akhirnya maju kedepan dan saat itu pula, ketujuh burung gagak berubah kembali menjadi manusia. Mereka akhirnya berpelukan dan pulang bersama ke rumah mereka dengan bahagia.



psikologi

Pengembangan Diri. Bagi kebanyakan orang pengembangan diri dan motivasi diri masih merupakan kata yang abstrak. Apa itu cuma sekedar pemberian motivasi ketika Anda sedang down? Apa hubungan manajemen diri dan manajemen kepeminpinan dengan kreatifitas? Kapan itu harus dilakukan? dan apa itu psychotronica ? Dari sekian banyak pengertian mengenai potensi diri, saya ingin menyimpulkan bahwa inner power dimulai dari pengetahuan tentang: 1. Siapa diri kita 2. Apa yang kita mau dan tujuan kita 3. Apa yang kita punya untuk mencapai tujuan itu Tiga hal ini menjadi peta dasar untuk membangun motivasi kita. Untuk mencapai apa yang kita mau kita harus tahu siapa diri kita dan apa yang kita punya untuk mencapai motivasi kerja itu. Dari sana kita bisa menyiapkan diri dengan belajar, berusaha, dan bekerja. Pengembangan diri merupakan topik yang luas karena didalamnya ada manajemen waktu, personal goal setting, creative thinking, self healing, motivation, problem solving dan masih banyak lagi. Tetapi kita selalu kembali ke 3 hal diatas karena pengembangan diri merupakan proses yang harus terjadi di dalam DIRI SENDIRI, bukan orang lain. Artinya kita menciptakan kondisi baru di luar dengan melakukan motivasi hidup di dalam diri sendiri. Di tulisan berikutnya saya akan membahas lebih detil apa saja yang terkandung dalam peta dasar kemampuan diri tersebut. Sumber : http://kamissore.blogspot.com/2008/09/pengembangan-diri-dimulai-dari-mana.html

cerpen pahlawan

Cerpen Pahlawan. “Paman yakin tidak mau diantar?” Aku bertanya meski kusadari pertanyaan itu barangkali sekadar basi-basi.
“Ndak usah repat-repot, To, … Paman masih kuat jalan sendirian, kok. Dulu, semasa perang Agresi Kedua Paman terbiasa berjalan kaki keluar masuk hutan, naik turun gunung, mengirim pesan rahasia untuk para gerilyawan.”
“Itu ‘kan dulu, sekarang Paman sudah …”
“Jangan bilang ‘tua’, Mantho, … Purnawirawan!” selipnya cepat.
“Iya, ya, … maksudku begitu, Paman.”
Sungguh menggelikan. Tak mau disebut ‘orang tua’ namun rambut di kepalanya seratus persen telah beruban. Kulitnya pun keriput membungkus tulang. Dan yang turut mempertegas ketuaannya adalah gigi di mulutnya ternyata tinggal empat buah. Dua di atas dan sisanya melekat di email bawah. Sehingga bila sedang mengunyah makanan, atau kebetulan Sang Purnawirawan itu tertawa, maka akan tampak lesungan besar di belahan pipinya yang tak lagi mengencang.
Sungguh pun demikian, diusianya yang telah melewati kepala tujuh, Paman masih terlihat bugar dan energik walau gerak langkah kakinya mulai melambat.
“Rencananya mau kemana, Paman? ke rumah Utik?”
“Pulang ke Depok saja, … naik kereta. Hampir setahun ini tidak pernah numpak sepur lagi. Terakhir kali waktu Paman diundang ke Istana bersama teman – teman veteran,” katanya sambil melipat beberapa potong pakaian lalu dimasukkan ke dalam tas ranselnya.
“Apa tidak sebaiknya naik bis saja?”
“Macet! … bikin kepala mumet.”
Setelah rapi-rapi sebentar, Paman mulai melangkah keluar rumah. Aku menguntitnya di belakang. Diam-diam kuselipkan lembarang uang di kantong ranselnya. Sengaja kulakukan itu karena Paman sudah pasti akan menolak uang sangu pemberianku. Katanya, ia merasa sudah cukup dengan uang pensiun yang diterimanya tiap bulan. Tetapi aku tak mau begitu saja membiarkan orang tua, ‘eh maksudku Sang Purnawirawan itu, berpergian dengan uang sangu seadannya.
“Oh ya, To … seandainya nanti istrimu melahirkan bayi laki-laki, boleh Paman berpesan?”
“Pesan apa yah, Paman?” tanyaku penasaran. Tak biasanya Paman meninggalkan pesan bila hendak pamit. Apalagi menyangkut si Jabang bayi yang dikandung istriku.
“Paman belum pernah lakukan ini pada siapapun, seumur hidup, … jika kamu tidak keberatan dan mengijinkan, berilah bayi laki-laki itu dengan nama: S-U-D-I-R-M-A-N …”
“Sudirman?!”
“Ya, Sudirman! … seorang pahlawan besar yang pernah dimiliki oleh bangsa ini. Paman sangat mengagumi beliau.”
“Bagaimana jika bayinya seorang perempuan?”
“Paman yakin, … janin yang dikandung istrimu itu bocah lanang,” ujarnya mantap. Aku cuma senyum sumir.
Segera kupanggil becak yang melintas di depan kami.
“Paman naik becak saja ke stasiun Manggarai.”
“Baiklah, To … sampaikan salam untuk istrimu. Jangan lupa pesan Paman yach?”
“Selalu kuingat, Paman.”
Aku masih saja berdiri di mulut gang mengiringi kepergian orang tua, maksudku Sang Purnawirawan itu, sebelum akhirnya becak yang ditumpangi Paman menghilang di jalan menikung.
***

Ketika masih kanak-kanak kami mengira Paman Radji bagian keluarga besar dari Ayah ataupun Ibu. Ternyata tidak.
Menurut cerita Ibu, Paman Radji dulu seorang ambtenaar pada sebuah Jawatan Pos dan Giro. Karena pecah perang, ia tinggalkan pekerjaan itu dan ikut berjuang bersama Laskar Kelabang Hitam, semacam pasukan underground action. Paman Radji bertugas sebagai kurir menyampaikan pesan-pesan rahasia kepada beberapa pejuang yang tinggal di hutan-hutan, lembah atau gunung.
Suatu hari Paman terkena mortir. Lukanya cukup parah. Hampir saja nyawanya tak tertolong jika Ayah tak segera mengobati lukanya. Sampai sekarang luka itu masih membekas di paha kanannya.
Sejak saat itu Paman dan Ayah mulai merenda persahabatan, menjalin tali silahturahmi. Mungkin merasa berhutang budi, Paman begitu perhatian pada keluarga kami. Setiap ada kesempatan kami selalu dikunjungi, dibawakan oleh-oleh untukku serta dua adik perempuanku. Bahkan saat kami dewasa dan kedua orang tuaku telah meninggal dunia, Paman Radji-lah yang paling berjasa menyokong kehidupan kami. Selain membantu dalam urusan biaya pendidikan, beliau juga berperan sebagai Wali ketika kami menikah.
Sayang, pada saat Paman datang berkunjung kebetulan isteriku tidak berada di rumah. Padahal, istriku paling senang jika Paman datang. Suasana rumah akan bertambah ramai, meriah, dan lebih semarak.
Isteriku tentulah betah duduk berjam-jam mendengar kisah perjalanan hidup Paman Radji. Kisah tentang pertempuran heroik di Ambarawa sampai masalah perkawinannya yang berujung tragis. Tiga kali menikah tiga kali pula kehilangan istri. Dua diantaranya karena kematian, dan yang terakhir diceraikan setelah diketahui berselingkuh.
Terkadang istriku bisa berubah menjadi melankolik bila sudah memasuki sisi pribadi Paman yang hidupnya sebatang kara; tidak beranak dan sanak saudara. Kini Paman menetap di Depok ditemani oleh bujangnya yang diadopsi sewaktu berumur enam tahun.
Kunjungan Paman Radji ke rumah kali ini terasa aneh. Di luar kebiasaan. Muncul tiba-tiba lalu minta pulang secara mendadak, sebagaimana kedatangannya yang tanpa diduga-duga. Biasanya Paman menginap dahulu barang semalam. Setelah itu barulah berkeliling mengunjungi Utik dan Ipah, kedua adikku yang tinggal di Bekasi.
Adakah sesuatu yang membuat dirinya bersikap begitu? Entahlah, yang pasti aku telah berusaha semaksimal mungkin menyambut kedatangan Paman. Memang sempat kutangkap ada gurat kecewa saat kukatakan bahwa istriku kini berada di rumah Ibunya menunggu masa persalinan.
“Begitulah perempuan, To! … selalu balik ke ibunya bila hendak melahirkan.”
“Mungkin karena anak pertama, Paman.”
“Mungkin juga, …” sahutnya mendesah.
***
Kuambil keputusan untuk cuti kerja selama seminggu, sehari setelah istriku melahirkan. Benarlah kata Paman, ternyata kami dikaruniai seorang bayi laki-laki. Ibu mertua bilang bayinya mirip dengan rupaku. Hidung, mata, serta aliasnya persis sama.
Semula aku bermaksud ingin memboyong segera istri serta bayinya pulang ke rumah. Namun Ibu mertua tegas-tegas melarangnya.
“Pamali ! … biarkan dulu istirahat di rumah Ibu. Kamu boleh bawa pulang ke rumah jika sudah empat puluh hari.”
“Selama itu?”
“Ya, selama itu! Kalau tidak, anakmu nanti kena sawan.”
“Sawan?!”
“Dasar anak muda sekarang, … Iya, sawan! ketempelan mahluk halus, mengerti?”
Aku diam saja. Jauh di lubuk hati sudah pasti aku sangat kecewa dengan keputusan itu.
“Mas, … sudah dengar kata Ibu?” tanya istriku berwajah sumringah. Aku duduk di tepi rajang, mengamati si buah hati yang tengah tertidur pulas, sambil membelai-belai rambutnya yang lebat.
“Iya, aku sudah dengar. Ibu melarang kamu pulang ke rumah, juga si kecil. Pamalilah, sawanlah ….”
“Bukan itu maksudku.”
“Lalu?”
“Ibu dan aku sepakat menamakan bayi kita : ADI MANTHOPUTRA! Bagaimana, Mas? Bagus ‘kan?”
“Cukup bagus, tapi, ….” mendadak aku teringat pesan Paman. Istriku tampak bingung melihat perubahan air mukaku yang keruh.
“Tapi kenapa, Mas? Ada yang salah?”
“Aku hampir lupa, … sebelum pulang Paman sempat titip pesan untuk kita.”
“Pesan apa?”
“Paman berkeinginan agar anak kita diberi nama : Sudirman.”
“Kalau begitu, kita bicarakan saja pada Ibu,” usulnya.
Aku hendak mengatakan jangan tetapi pintu kamar terlanjur terbuka, dan muncullah Ibu mertua. Tangannya penuh membawa popok, bedong, bedak dan selimut.
Selagi Ibu mertua dan istriku sibuk mengganti pakaian si Kecil, aku beranjak mencoba menghubungi Paman di Depok melalui ponsel. Tak ada jawaban. Aneh, … malam-malam seperti ini biasanya mereka kumpul di rumah. Kemana perginya Paman, yah? dan Sugeng, anak angkatnya itu?
“Mantho! …. Ibu tidak setuju dengan nama yang kamu usulkan itu,” cetus Ibu mertua sekonyong-konyong.
“Bukan aku, Bu. Paman Radji yang memberikan nama.”
“Dia atau kamu, … tolong jangan ganti nama cucuku ini. Lagi pula, untuk memberi nama seseorang perlu hitung-hitung, To! … lihat dulu hari kelahirannya, pasarannya apa, cocok atau tidak. Ibu khawatir, anakmu akan sakit-sakitan bila tidak cocok dengan nama itu.”
Sekali lagi aku hanya diam saja. Membiarkan Ibu mertua memperkosa hak-hak yang seharusnya menjadi bagianku. Rupanya aku harus banyak mengalah di rumah mertua.
“Hmm, … bau apa ini? Parfum apa yang kamu pakai, Shinta?”
“Biasa, Mas. Kenapa?”
“Kok wanginya seperti melati. Kamu cium juga bau ini?”
Istriku menggelengkan kepala. Namun aku banar-benar mengendus aroma melati menusuk-nusuk hidungku. Terasa begitu dekat dan sangat wangi.
Tepat ketika itu ponsel di saku berdering. Ternyata dari Utik, adikku yang tinggal di Bekasi.
“Ada apa, Tik?”
“”Mas, cepat datang ke Depok. Paman sakit, dan sekarang di rawat di Bhakti Yudha. Sebaiknya malam ini juga!”
Penekanan diakhir kalimat itu membuat hatiku resah. Sakit? pantas telepon di rumah tidak ada yang mengangkat.
Istriku hanya memandang penuh heran sewaktu aku berkemas-kemas. Rasa herannya memuncak begitu aku telah siap untuk berangkat pergi.
“Aku harus ke Depok malam ini, Shinta. Paman sakit. Mungkin Paman sedang menanti kehadiranku disana,” ucapku pelan, nyaris sebuah bisikan. Mendengar kabar itu istriku terlonjak kaget.
“Mas, ….”
“Sudahlah, kamu nggak usah berpikir macam-macam …”
Percuma aku menenangkannya, toh air mata itu tetap saja meluncur deras. Menangis sambil memeluk tubuhku erat-erat. Aku memahami perasaan istriku. Memang ia sangat dekat dengan Paman.
“Bila sudah kehendak takdir, maukah kamu menunaikan pesan Paman? Keinginan Paman sederhana saja, kamu bujuk Ibu untuk menerima nama yang diusulkan Paman. Supaya adil, bagaimana nama-nama itu kita gabungkan sehingga menjadi … ADI MANTHOPUTRA SUDIRMAN! …. bukankah itu lebih bagus?”
“Baiklah, Mas … jika itu keinginan Paman.”
Aku tersenyum puas, lalu kukecup keningnya penuh mesra.
Segera aku menyelinap pergi diam-diam. Sengaja aku tidak berpamitan pada Ibu mertua. Aku tak mau dengar lagi petatah-petitihnya. Aku hanya berharap, istriku mampu melunakkan sikap kolot ibunya, dan mau mengerti pesan Paman yang mungkin saja (mudah-mudahan itu bukanlah pesan terakhirnya) merupakan tanda pengabdian pada keluarga kami.

Sumber : http://zeta.indosastra.com

kata kata mutiara

Kata Mutiara Cinta Sejati, Romantis, Motivasi Hidup dan Cinta. Hidup penuh cinta itu indah, untuk motivasi pacar ataupun pasangan kita, alangkah indah jika ada beberapa moment tertentu dimana kita memberikan kata motivasi cinta untuk hubungan yang lebih romantis.

Kata Mutiara Cinta Sejati, Romantis, Motivasi Hidup dan CintaKata Mutiara Cinta Sejati, Romantis, Motivasi Hidup dan Cinta

Berikut ini adalah Kata Mutiara Cinta Sejati, Romantis, Motivasi Hidup dan Cinta yang sangat indah seperti puisi kata kata indah, puisi untuk wanita, atau puisi terbaru tentang perasaan jatuh cinta.

Cinta suci itu milik orang yang masih mempunyai harapan walaupun mereka telah dikecewakan.
Milik mereka yang masih percaya, walaupun mereka telah dikhianati.
Milik mereka yang masih mencintai, walaupun mereka telah disakiti.
Dan milik mereka yang mempunyai keberanian dan keyakinan bahwa cinta bukan untuk sementara tetapi untuk selamanya.

Permulaan cinta adalah membiarkan orang yang kamu cintai menjadi dirinya sendiri, dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kamu inginkan. Jika tidak, kamu hanyalah mencintai pantulan dari diri sendiri yang kamu temukan di dalam dirinya.

Bercinta memang mudah. Untuk dicintai juga mudah. Tapi untuk dicintai oleh orang yang kita cintai itulah yang sukar diperoleh.

CINTA sejati adalah saat kau dapat merelakan CINTA itu bahagia, bukan untuk mendapatkannya.

Satu-satunya cara agar kita memperoleh kasih sayang, ialah jangan menuntut agar kita dicintai, tetapi mulailah memberi kasih sayang kepada orang lain tanpa mengharapkan balasan. – Dale Carnagie –

Hanya cinta yang bisa, menaklukkan dendam
Hanya kasih sayang tulus, yang mampu menyentuh
Hanya cinta yang bisa, mendamaikan benci
Hanya kasih sayang tulus yang mampu MENEMBUS RUANG dan WAKTU
-Titi DJ-

“Cinta adalah kecondongan jiwa yang sangat kuat kepada satu bentuk yang sesuai dengan tabiatnya, maka jika pemikiran jiwa itu kuat mengarah ke sana, ia akan membayangkan bagaimana cara memperolehnya dan ia akan selalu mengharapkannya. Oleh karena terlalu memikirkan itu pula, biasanya penyakir baru akan selalu muncul bagi orang yang sedang jatuh cinta” -Imam Ibnu Jauzi-

Aku membawa segunung cinta untukmu
Sedang aku sesungguhnya tidak mampu membawa jubah dan aku begitu lemah
Cinta bukanlah bagian dari kebaikan dan tenggang rasa
Akan tetapi cinta adalah sesuatu yang karenanya jiwa terbebani dengan beban yang berat -Seorang Penyair-

“Tak ada di muka bumi yang lebih menderita dari pemabuk cinta.
Manakala hasratnya telah tercapai, hanya pahit yang dirasakan.
Kaulihat hari-harinya adalah tangis dan air mata.
Khawatir akan perpisahan dan larut dalam cinta.
Kala jauh menangis karena dilanda kerinduan.
Saat dekat pun menangis karena takut perpisahan.
Matanya selalu penuh air mata kala bersamaan dan mengalir deras saat dipisahkan.”
– sebuah syair di Shaidul Khatir, Aljauzy-

Suatu malam kutanya cinta: “Katakan, siapa sesungguhnya dirimu?”
Katanya: “Aku ini kehidupan abadi, aku memperbanyak kehidupan indah itu.”
Kataku: Duhai yang di luar tempat, di manakah rumahmu?”
Katanya: “Aku ini bersama api hati dan du luar mata yang besar. Aku ini tukang cat, karena akulah setiap pipi berubah jadi warna kuning. Akulah utusan yang ringan kaki, sedangkan pecinta adalah kuda kudusku.
Akulah merah padamnya bunga tulip, Akulah manisnya meratap, penyibak segala yang tertabiri…”
Lewat cintalah semua yang tembaga akan jadi emas.
Lewat cintalah semua yang endapan akan jadi anggur murni.
Lewat cintalah semua kesedihan akan jadi obat.
Lewat cintalah si mati akan jadi hidup.
Lewat cintalah raja akan jadi budak.
-Syair Rumi-

Itulah “Kata Mutiara Cinta Sejati, Romantis, Motivasi Hidup dan Cinta” semoga bisa menambah kekuatan cinta kita dan menambah semangat kita tentang perasaan jatuh cinta. (lebay :D )

Sumber : http://katamotivasicinta.blogspot.com/2010/05/koleksi-mutiara-kata-kata-cinta-yang.html

kata kata indah

Kata Kata Indah. Melantunkan kata-kata indah tentang cinta, hidup, kehidupan, ataupun kata-kata mutiara yang bijaksana kepada teman, pacar, saudara, orang tua, bahkan sahabat bisa mempererat hubungan.

Kata-Kata Indah

Maka cobalah baca beberapa kata-kata indah yang semoga bisa membuat hati tenang. :)

Memahami orang lain merupakan upaya memahamkan diri sendiri terhadap suatu masalah. bersikukuh terhadap pendapat sendiri adalah bentuk keangkuhan terhadap pemahaman sendiri tersebut. merendahkan sedikit saja hati kepada seseorang, meninggikan derajat diri kepada banyak orang.

AdA 1000seNyUmAn bT kM…aMbiL 1,skRng..,TinGGaL 999..LaInNYa siMpAN d’BawAH baNtaLmu..,KApaNpuN kM sediH aMbiLaH 1 & InGatLaH itU drQ,Cz aQ ingiN sLaLu mLihat mu t’sNyuM… =)

Kala sahabat bersedih, sesungguhnya dia membutuhkan telinga kita untuk mendengarkan tangisnya, mengharapkan tangan kita untuk menyeka air mata dan menggengam erat tangannya hingga dia sadar bahwa masih sahabat untuknya…

Pemandangan Indah

Jika ternyata senyum mampu mencairkan kebekuan hati dan maaf mampu meluruhkan congkaknya nurani, mengapa masih saja manusia merasa sombong tetap tak tersenyum dan memaafkan kepada sesamanya.

Rasa takut itu ada karena keterbatasan pemahaman. selamat pagi saudara, selamat menyongsong kesuksesan baru di tahun 2010…

Jika kehilangan itu sesuatu yang pasti dan rasa sakit itu pasti menghampiri maka berusahalah tersenyum meski itu tak akan mengembalikan hatinya lagi…

Selamat pagi sahabat. tak ada bingkisan yang kuhaturkan, tak ada  undangan pesta kubawa serta. hanya salam setelah sekian lama tak jumpa. dan doa, semoga hidup sahabat selalu indah dan penuh rahmah…

Tak ada orang yang lebih berani selain orang yang tak mempunyai apa-apa. dan tak ada yang lebih merasa tak memiliki apapun selain orang yang tawakal dan berserah diri kepada tuhan…

Jika terpaksa harus kalah, maka jadilah pecundang terhormat daripada kalah sebelum berjuang. padahal sebenarnya, sahabat berhak menjadi pemenang mulia!

Salam sahabat, tiap sakit hanya mengingatkan akan bernilainya sehat, tiap sedih sekedar menyadarkan akan indahnya bahagia dan tiap kehilangan menunjukan betapa berharganya apa yang kita miliki saat ini…

Bagaimana manusia zaman akhir yang berusia hidup PULUHAN TAHUN dapat MENGIMBANGI PAHALA dan amal sholeh manusia zaman awal yang berusia hidup RIBUAN TAHUN? untuk itulah TUHAN MENCIPTAKAN BULAN PUASA bagi manusia zaman akhir ini. wallohu’alam.

Andai tahu usia hidup akan berakhir esok hari jelas terukur, maka tetaplah semangat dan tersenyum sampai jasad terkubur. Hingga malaikat mencatatnya sebagai hamba yang bersyukur dan dunia akan mengenangnya sebagai manusia yang luhur…

Andai aku punya kuasa mempercepat datangnya malam maka akan kulakukan demi aku bertemu denganmu untuk melepas rasa rindu…

Andai waktu dapat kuhentikan berdetik, maka aku akan menghentikannya sedetik yang lalu ketika bahagia masih menjadi rasa kita…

Semakin mampu kita merendahkan hati dihadapan orang lain, maka menunjukkan kebesaran hati kita dihadapan ketinggian hati orang lain…

I get amazing word from someone, “don’t say that you miss me, because I never leave you”. and i share with u…

Pelangi

Tak sadar cinta menelusup ke dalam relung hati melalui pori rasa sampai kehilangan itu begitu nyata. hanya sesal menyesak dada mengapa cinta terlambat dinyatakan pada saatnya…

Kucoba merasakan kehadiranmu, menyentuh ragamu dalam bayangan imaginerku. hanya itu yang mampu ketika cinta tak dapat mentautkan rinduku padamu…

Marah, benci, rindu, cinta dan bahagia hanyalah sebuah rasa yang tak memihak pada kebenaran atau kesalahan. dan rasa itu hanya satu yang mampu menyentuhnya. ialah hati…

Jika sabar itu bertepi, dimanakah ujung kesabaran itu menyepi. jika sabar itu tak ada batasnya, maka seberapa luas hati, seberapa asa jiwa dan seberapa lugas pikiran mampu menembus batas mencapai kesabaran itu

Kadangkala orang ingin membuat kekasihnya kesal, marah atau bahkan menangis. karena ingin tahu dan memastikan betapa cantiknya orang yang dicintainya itu ketika menangis

Tak harus menjadi orang lain untuk menjadi terkenal dan tak harus menjadi terkenal untuk dikenal orang lain. menjadi diri sendiri lebih berarti meskipun terasing dalam kesendirian yang sunyi…

Sahabat, terima kasih telah melupakanku karena itu berarti aku pernah ada dalam ingatanmu…

Jika anda punya “Kata Kata Indah” tentang cinta, sahabat, persahabatan, atau kata-kata bijak lainnya bisa share dan kirim di kolom komentar. ;)

Panorama Yang Indah

//
//

//
//